Rp. Buah Hubungi aku gan. |
Sesuai dengan namanya, jeruk siam berasal dari negeri gajah putih (Thailand). Para pemulia tanaman buah Thailand melepas varietas jeruk ini sebagai jeruk unggulan. Para pekebun di Indonesia memilih varietas ini karena ukuran buahnya besar, rasa seragam dan adaptif. Pasarpun menghargai jeruk ini cukup tinggi.
Sekitar tahun 1980-an, pekebun banyak menanam jeruk siam. Persebarannya meliputi daerah Purworejo, Malang, Pati, Sukabumi dan Tasikmalaya. Agroklimat dan lingkungannya sesuai yang disyaratkan varietas ini. Tidak heran panen yang dihasilkan oleh pekebun bagus-bagus dan produktivitasnya tinggi. Tetapi kegembiraan para pekebun tidak berlangsung lama. Sejak tanaman jeruknya terjangkiti penyakit CVPD, luas areal penanamannya mengalami penyusutan. Di daerah Malang, para pekebun mengganti jeruk mereka dengan apel. Di daerah Purworejo, sebagian kebun jeruk diganti oleh pekebun dengan tanaman cengkeh. Mereka tidak mampu menyelamatkan tanaman jeruknya yang terserang citrus vein phloem.
tergantung ukuran untuk harga! |
Biang kerok penyakit citrus vein phloem adalah sejenis virus. Virus ini menyasar jaringan floem. Fungsi jaringan floem ini mengedarkan nutrisi dari dalam tanah ke seluruh bagian tanaman. Terganggunya fungsi jaringan floem mengakibatkan tanaman jeruk kekurangan nutrisi. Masa inkubasi virus ini tergolong lama. Waktunya mencapai bertahun-tahun. Para pekebun baru menyadari tanaman jeruknya terserang citrus vein phloem setelah produksi panennya terus-menerus menurun. Pada tahun pertama hingga kedua sejak tanaman jeruk mereka terinfeksi, tidak tampak gejala yang nyata pada tanaman ini. Gejala nyata terlihat setelah pada daun dan rantingnya mengalami kelayuan dan mengering. Kalau sudah tampak demikian, tanaman jeruk tak terselamatkan lagi.
Sampai saat ini, belum ada obat yang ampuh untuk menghadapi serangan virus ini. Virus berada dalam jaringan tanaman diselundupkan oleh agen pembawa. Agen pembawa ini antara lain aphids, thrips dan tungau. Agen pembawa ini dapat dibasmi para pekebun dengan insektisida. Lahan bekas tanaman jeruk diganti dengan tanaman lain untuk memutus mata rantai agen pembawa.
Sebagian ilmuwan berpendapat citrus vein phloem menyerang jeruk siam karena adanya sifat negatif genetis. Sistem pertahanan jeruk ini tak mampu menangkis serangan virus ini. Bukti ini dijumpai pada jeruk purut. Serangan virus mampu ditahan oleh jeruk purut. Sifat menguntungkan ini dapat dimanfaatkan oleh para pekebun. Lahan bekas jeruk siam dapat diganti oleh para pekebun dengan jeruk purut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar